Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku tahu engkaulah yang kunanti selama ini.
Lihatlah...Setiap ku memandangmu, :Amperemeter dan Voltmeter cintaku
selalu menunjukan skala penuh dan gelombang sinusoida hatiku bergerak
tak karuan. Setiap ku mendekatimu, hatiku bergetar lebih dasyat dari
getaran turbin yang membangkitkan arus AC tiga fasa 380 Volt, 50 Hertz.
Bila engkau jauh, aku bagai komputer digital tanpa mikroprosesor, aku
bagaikan rangkaian pemancar tanpa Power Supply. Karena hanya engkau yang
bisa me-recharge kekosongan muatan kapasitor hatiku.Hanya engkau yang
bisa mengaktifkan perangkat keras dan perangkat lunak yang aku miliki.
Aku ingin hatiku dan hatimu bagai anoda dan katoda dari dioda yang
dibias maju. Aku ingin hati kita bagai belitan induktor yang melekat
kuat pada intitransformator. Maka biarlah tahanan di antara hati kita
besarnya tidak lebih dari satu ohm agar sinyal-sinyal analog yang aku
kirim bisa mengalir indah dari emitter hatiku sampai di kolektor hatimu
tanpa distorsi yang berarti.
Biarlah sinyal-sinyal itu engkau sampling, kuantisasi dan dekodekanagar
engkau bisa menganalisis kesungguhan byte-byte cinta ini. Jangan
sangsikan ketulusanku padamu. Biarlah keraguanmu aku tapis menggunakan
band pass filter.
Kalau tak percaya pada cintaku, belahlah dadaku. Engkau akan melihat
namamu tertera indah pada display LCD hatiku. Masih tak percaya?Belahlah
lebih dalam lagi, engkau akan melihat rangkaian penerima yang
jalur-jalurnya telah cacat akibat menerima gelombang elektromagnetik
intensitas tinggi yang engkau pancarkan. Masih tak percaya juga?
Biarlah.... Demi engkau aku rela memutus saklar utama kehidupanku agar
engkau tahu betapa besarnya amplitudo cintaku.
Percayalah padaku hanya engkau cintaku....
Selasa, 16 Desember 2014
Surat Cinta Anak Elektro
Diposting oleh Lutfiah Retno di 23.56
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar