BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 15 Mei 2011

TUGAS SOSIOLOGI


 A.Gambaran Umum Pengaruh TV Terhadap Remaja
    Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media   informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan di layar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk.
Berbagai acara yang menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut.
Dari tayangan – tayangan tersebut ada remaja yang hanya sekedar menyaksikan, tapi tidak terpengaruh mengikutinya. Dan ada juga remaja yang memang gemar menyaksikan dan terpengaruh untuk mengikuti hal tersebut guna mencari sensasi di lingkungan pergaulan. Remaja inilah yang paling rawan melakukan berbagai pelanggaran, karena mereka mudah terpengaruh dan ingin mencari sensasi di lingkungan pergaulan agar dapat disebut sebagai remaja yang gaul.
Terhadap remaja yang mudah terpengaruh oleh adegan-adegan tersebut, mengakibatkan mereka selalu berbuat iseng dalam bergaul atau dalam bentuk kenakalan. Apalagi mereka bergaul dengan teman yang nakal maka semakin mudah pula mereka terpengaruh. Seperti nonton film porno karena ketertarikan akan program televisi yang bersifat sensualitas hingga menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam bergaul. Serta cara berpacaran yang sudah melewati batas, hingga menimbulkan seks bebas di kalangan remaja yang pada akhirnya banyak diantara remaja-remaja yang menikah di usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan di kalangan remaja.
Studi dalam beberapa tahun terhadap 732 anak, menyimpulkan bahwa konflik dengan orangtua, perkelahian sesama anak, dan kejahatan remaja ternyata erat kolerasinya dengan jumlah jam menonton TV. Kemudian bagi anak yang sejak dini selama bertahun-tahun menonton tayangan mistis kelak anak akan tumbuh menjadi orang yang selalu ketakutan dan kelak ketika dewasa ia akan mengambil keputusan hanya mengandalkan emosinya saja. Menonton TV juga akan mengurangi kemampuannya untuk menyenangkan diri sendiri dan melumpuhkan kemampuannya untuk mengemukakan pendapatnya secara logis dan sensitif. Namun demikian, seberapa besar pengaruh TV apakah baik atau buruk bagi perkembangan jiwa anak, hal ini ditentukan oleh jumlah bimbingandan pengawasan terhadap anak yang menonton TV.
Seperti kita ketahui bahwa anak-anak senang sekali menonton TV. Mereka tidak segan-segan untuk duduk di depan kotak ajaib tersebut selama berjam-jam. Dalam sebuah penelitian anak-anak usia pra sekolah menunjukkan minat yang lebih besar pada TV ketimbang usia sekolah.
Sebabnya? Anak balita cenderung terbatas teman bermainnya dan lebih banyak tinggal dirumah. Namun hal ini cukup berbahaya bagi perkembangan karakter anak jika tidak terkontrol karena mereka jika melihat sesuatu langsung dimasukkan dan percaya tanpa dipilih-pilih. Mereka akan lebih mudah merekam hal-hal yang menyenangkan dan berlangsung terus menerus. Hal ini terjadi karena mereka tidak punya pengalaman, dan dalam benak mereka belum ada program penyaring.
Seberapa besar pengaruh TV apakah baik atau buruk bagi perkembangan jiwa anak, hal ini ditentukan oleh jumlah bimbingan dan pengawasan terhadap anak yang menonton TV. Dan Orang terbaik yang melakukan hal ini adalah orang tua mereka sendiri. Dengan membimbing anak ketika menonton TV bukan hanya menjauhkan anak dari pengaruh buruk TV tapi juga dengan cara ini akan terbangun komunikasi yang baik antara anak dengan orang tuanya sehingga terbangun kedekatan anak dengan orang tua.
Sejauh mana TV dapat berakibat buruk pada anak?
Sampai saat ini kita tahu bahwa sebagian besar tayangan Televisi berisi tentang kekerasan, perebutan harta, unsur-unsur yang meyentuh sisi pornografi dan pornoaksi, tayangan mistis, budaya hedonis, dll.
Jika anak-anak kita setiap hari disuguhi oleh tayangan tayangan tersebut maka tidak heran kalo kelak anak kita bukan saja menjadi orang orang yang tidak cerdas namun juga terganggu kepribadiannya.
Sebagai contoh dari sebuah penelitian di California Selatan menemukan bahwa dalam studi dalam beberapa tahun terhadap 732 anak, konflik dengan orangtua, perkelahian sesame anak, dan kejahatan remaja ternyata erat kolerasinya dengan jumlah jam menonton TV.
Kemudian hati-hati bagi anak yang sejak dini selama bertahun-tahun menonton tayangan mistis karena hal ini kelak akan sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Anak akan tumbuh menjadi orang yang selalu ketakutan dan kelak ketika dewasa ia akan mengambil keputusan hanya mengandalkan emosinya saja karena tayangan tersebut menyebabkan neokorteks dalam otak anak menjadi tumpul.
Dampak lainnya jika anak lebih sering menggunakan waktunya untuk menonton TV
adalah akan mengurangi kemampuannya untuk menyenangkan diri sendiri dan melumpuhkan kemampuannya untuk mengemukakan pendapatnya secara logis dan sensitif. Karena tontonan televisi menggantikan kegiatan bermain yang aktif dengan bersikap pasif. Padahal dengan permainan yang baik kerja syaraf motorik dan sensorik akan terangsang sehingga akan meningkatkan kemampuan fisik, kemampuan berbahasa dan kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, berusaha saling memberi.
Selain isi dari acara televisi yang harus kita waspadai adalah iklannya itu sendiri. Karena iklan akan membangun budaya konsumtif dalam diri anak dan bersikap boros.
Lalu apa yang harus dilakukan pada saat membimbing anak kita menonton TV?
Yang harus dilakukan adalah memilih acara-acara Televisi dan bila ada program yang dinilai kurang cocok dengan anak kita jangan nyalakan televisi. Pilih video games atau film yang mengandung unsur pendidikan dan mempromosikan nilai-nilai sosial sebagai contoh film yang islami. Dalam memilih tayangan yang akan ditonton ajak juga anak anda untuk mendiskusikan baik buruknya menonton tayangan televisi tersebut.
Hubungkan program televisi yang disaksikan dengan pengalaman-pengalaman anak anda ataupun anda sendiri. Jelaskan juga mengenai maksud-maksud iklan-iklan yang ditayangkan dan cara-cara yang digunakan untuk menjual produk tersebut. satu hal yang sebaiknya diingat, bahwa tugas orang tua disini adalah membimbing bukan melarang sehingga biasakan membanngun kedekatan dengan anak dengan cara berdialog dan komunikasi yang baik sehingga anak pada akhirnya akan memahami dan bahkan meminta pertimbangan dan nasehat dari orang tua. Contoh acara yang tidak layak untuk anak adalah sinema2 remaja yang menampilkan gaya hidup metropolitan yang bebas dan jauh dari nilai2 agama. Seolah – olah mengajari mereka untuk bertigkah laku demikian. Hal ini sangat disayangkan, karena hanya akan mendidik anak2 dan remaja kita untuk mengikuti gaya hidup hedonis. Apalagi sebagai muslim, menyaksikan acara yang mengandung unsur pacaran/hubungan lawan jenis, membuat saya risi. Padahal justru adik2 kita yang berumur belasan yang masih puber, sangat menikmati acara2 tersebut.Peran keluarga dan lingkungan sangta penting di sini, sebagi filter dan pembimbing bagi anak dan remaja. Kadang2 ada film asing yang menggunaan istilah sains yang tinggi sehingga anak perlu dijelaskan. Ada pula film yang jalan ceritanya tidak mudah diikuti anak2. Misalnya film detektif atau misteri. Saran saya untuk para orangtua, senantiasa dampingi putra putri Anda selagi bisa, bimbing untuk bisa menentukan hal yang baik dan yang buruk agar anak Anda dapat menonton TV sendiri secara mandiri tanpa orang tua lagi.
















TUGAS AKHIR SOSIOLOGI


Oleh : LUTFIAH RETNO A (23)

     Pembimbing : Ibu ANUNG PARIANI S.Pd

0 komentar: